­
­

Warna-Warni Kajian di Pondok Pesantren (Pesantren 1)



Setelah mengetahui bahwa saya pernah lama tinggal di pesantren. Salah seorang teman saya yang non muslim bertanya,"Bagaimana pengajaran di pondok pesantren yang kamu jalani itu ? apakah sama dengan orang-orang yang suka teriak-teriak dan keras di sosial media ?"

Jujur saat itu saya terkejut. Kok bisa ada kesan seperti itu. Selama ini yang saya ketahui bahwa pondok pesantren adalah lembaga pendidikan bagi muslim dan muslimah untuk memahami agama Islam. Karena bersifat pendidikan, maka wajar jika proses itu memang butuh waktu yang lama. Namanya juga proses, pasti ada saat seorang santri bisa salah dan keliru. Diharapkan setelah kita lama nyantri itu bisa membuat kita rendah hati dan mengakui bahwa kita hanyalah bagian kecil dari besarnya sistem semesta ciptaan Tuhan.

Keseharian di pondok pesantren yang dilakukan tentu saja ngaji (belajar) kitab-kitab klasik, berlatih ibadah-ibadah sunnah (pengembangan kecerdasan spiritual), dan kemampuan-kemampuan seperti bercocok tanam, publik speaking, bahkan bisnis. Kegiatan santri di pondok pesantren pastinya tidak akan terlepas dari tiga hal itu. 

Dalam kajian kitab klasik biasanya santri akan mengartikan dan memaknai kitab-kitab tertentu dengan dibimbing oleh Ustadz atau Kyai. Seorang kyai akan membacakan Kitab klasik dan dilanjutkan dengan mengartikan dan menjelaskannya. Santri agak mendengar dan mencatatnya. Biasanya sesederhana itu. Selain itu, prosesnya juga bisa dengan tanya jawab atau diskusi antara santri dengan atau tanpa ustadz.

Kitab-kitab klasik yang dibahas juga bermacam-macam. Dari tauhid (teologi), fiqih (hukum), akhlak (etika), bahkan hingga tata bahasa arab. Beberapa pondok bahkan mtemasukkan tata bahasa inggris dan mandarin dalam kurikulum mereka. Sejauh yang saya ketahui. Termasuk kitab yang dikaji juga tentang sastra bahkan filsafat. (Baca: Nyantri Sambil Berpuisi).

Pembelajaran kitab klasik ini bisa bermacam-macam. Tapi kajian kitab tauhid, fiqih dan akhlak tetaplah yang paling utama. Inilah yang membuat pesantren sebagai lembaga pendidikan agama islam dianggap lebih mendalami agama daripada lembaga pendidikan yang lain. 

Perlu diketahui juga, bahwa kajian kitab klasik pada setiap Pondok Pesantren sangatlah berbeda. Makanya kita mengenal ada ponok pesantren tradisional, modern, atau semi dari keduanya.  Pondok pesantren Tradisional biasanya akan mengutamakan kajian kita-kitab klasik ketimbang pendidikan formal seperti MA, SMA, MTs, dan SMP.  Tapi bukan berarti mereka tidak peduli dengan pendidikan formal. Para santri pondok pesantren tradisional biasanya memiliki pilihan antara masuk sekolah swasta atau mengikuti uijan kesetaraan. Seperti paket A, B dan C. Di sisi kajian kitab klasik dan kemampuan baca tulis bahasa arab sudah tidak usah dipertanyakan lagi. Kebiasaanya begitu. Bahasa arabnya akan lebih pada reading and writing.

Sedangkan pada Pondok Pesantren Modern akan lebih mengutamakan pada kemampuan berbahasa asing dan lainnya. Seperti publik speaking, bercocok tanam, bahkan bisnis. Ketimbang kajian kitab-kitab klasik. Santri Pondok Pesantren Modern akan memiliki kelebihan berbahasa arab dan Inggris secara lisan dan tulis. Speaking dan writing. Kemampuan publik speakingnya juga baik. kebiasaannya juga begitu.

Yang terakhir adalah Pondok Pesantren Semi Tradisional-Modern. Saya pikir, pondok semacam ini adalah pondok-pondok tradisional yang mulai melakukan perubahan dan pengembangan ke arah kemodern-modernan tanpa menghilangkan ketradisionalannya. Atau bisa juga sebaliknya. Pondok Modern yang menambahkan kajian-kajian kitab klasik dengan lebih banyak lagi. Hal ini dilakukan agar mendapat keseimbangan antara kajian islam yang tradisional dan perkembangan zaman modern.

Berbagai macam pondok yang saya bahas di atas adalah hasil dari pengalaman dan pengamatan saya pribadi atasnya. Saya tidak berusaha membandingkan antara satu dengan yang lain. Setiap Pondok Pesantren tentu saja memiliki kelebihannya masing-masing. Yang ingin saya sampaikan bahwa Kajian dan pembelajaran di Pondok Pesantren itu berwarna-warni. Tentu saja pondok pesantren di sini adalah pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan di masyarakat.

Pembelajaran yang berbeda itu tentu saja akan memperkaya dunia kepesantrenan di Indonesia. Tabik.

You Might Also Like

0 Comments