Terus Belajar


  

Sewaktu di Pondok Pesantren, Salah seorang Ustadz pernah berkata bahwa apa yang kami (santri) pelajari dalam kitab klasik ketika di kelas atau di Musholla memiliki hubungan antara yang satu dengan yang lain. Pelajaran Fiqih yang membahas tentang hukum dan tata cara ibadah akan memiliki hubungan dan ketersambungan dengan Pelajaran Tauhid yang membahas masalah Ketuhanan.

Fiqih, Tauhid, Akhlak, Tasawuf, Tarikh, Bahasa Arab, Nahwu, Shorof, semua memiliki tali tipis yang mengikatnya. Hal itu benar adanya. Seorang guru yang membacakan kitab klasik lalu menjelaskannya akan membahas dari banyak sisi dari sebuah teks. Seorang santri dilatih untuk melihat suatu teks bukan hanya dari sisi bahasa, tapi juga dari sisi sejarah, bahkan sisi makna yang tersembunyi dari sebuah teks, yang didapatkan seorang pensyarah (seseorang yang menjelaskan sebuah matan/teks kitab klasik) setelah mengamati dan merenungkan teks tersebut.

Pernah suatu ketika kami memulai sebuah kajian kitab klasik di kelas. Seorang Ustadz menjelaskan teks “Bismillahirrahmanirrahim” hingga dua kali pertemuan. Yang masing-masing pertemuannya selama 45 menit. Atau bisa juga seperti ini: Suatu teks yang kurang bisa kita pahami dalam suatu pelajaran akan lebih mudah dipahami ketika ada pembahasan serupa pada pelajaran yang lain. Ada pengulangan dan penajaman makna dari lain sisi suatu teks. Misalnya suatu penjelasan dalam Kitab Fiqih (Hukum) lebih mudah kita pahami setelah kita membahas bab tertentu dalam Kitab Tarikh (Sejarah).

Saya terkadang mengingat dan merenungkan kembali pernyataan guru saya tersebut di awal. Saya tidak terlalu berputus asa atas ketidakpahaman saya atas suatu permasalahan. Saya akan memahaminya. Mungkin tidak sekarang. Mungkin nanti. Tapi dengan satu syarat: Saya tidak berhenti belajar.

Apa yang juga sangat saya ingat dari guru saya tersebut adalah: ”Seiring bertambahnya usia, rezeki, ilmu pengetahuan, dan wawasan kita PASTI bertambah. Tapi dengan satu syarat: Jangan pernah berhenti belajar.” Beberapa waktu kemudian saya mendengar perkataan Gus Mus dalam suatu cuplikan di sosial media. Saya tidak ingat pastinya, tapi kurang lebih seperti ini. “Biarkan anak muda berpikir sebebas-bebasnya. Terserah bagaimanapun juga. Tapi ingat satu hal: Jangan Berhenti Belajar. Karena mereka yang berhenti belajar akan merasa pandai dan menyusahkan masyarakat”

Kita tentu saja berharap semoga bisa terus menerus belajar dari segala hal. Dalam proses panjang menjadi yang  terbaik dalam hidup.

You Might Also Like

0 Comments