Searah Malam diam dan Alam dalam

Dalam kedap kopi yang dituang pada isi kepala seorang pengerat sepotong malam telah disaksikan segenap irama-irama seruput kelak kelok arah malam yang diwarna sebagai alam yang dalam
Walau jejak gerak mengarak perak di desak gelak nyanyian arak-arak kata

Dalam gelap pekat gurat-gurat kalimat yang difirmankan sependar ingin yang mendingin di sudut mata-mata cahaya yang diimani sepenuh kata-kata yang menghambakan diri pada peringatan waktu yang urung dibendung hingga ulung

Dalam makna-makna perbincangan warna-warni seteru jalan-jalan pandang yang lebih sering berjauh-jauhan mengilhami jari di sela-sela huruf yang diurufkan menjadi ufuk bahasa waktu

Malam dan alam mengeram diam-diam lalu tenggelam pada perjalanan yang ditikam mati menjadi jawaban yang tak selesai dituliskan

Semarang, 12 Desember 2018

You Might Also Like

0 Comments